Kamis, 10 November 2011

BUKAN SAHABAT BIASA

Kalian yang membuatku tersadar betapa berharganya sebuah persahabatan, persahabatan yang di bingkai indah dalam sebuah ukhuwah. Persahabatan yang mempunyai banyak sekali rasa, cemburu, iri, bahagia, marah, dan ajaibnya rasa itu semua tidak bisa membuat kita bercerai. Rasa itu yang membuat hubungan kami semakin kokoh. Kadang aku berfikir rasa itu yang semakin membuktikan bahwa kita saling mencintai. Kalian dan aku bukanlah orang-orang sempurna, tapi hadirnya kalian disisiku membuat hidupku hampir sempurna. Aku bukanlah bintang tapi kalianlah yang membuatku bersinar. Apakah kalian tau tempat kalian dimana? Disini, di hati ini kalian sudah menempati ruang khusus di hati ku dan tertanam dalam sanubariku. Maaf sahabatku, aq bukan orang yang pintar mengekspresikan cintaku terhadap kalian, mungkin aku sering kali membuat kaliaan menghela nafas panjang karena kelakuanku, atau mungkin sedikitpun aku tak pernah membuat kalian bahagia. Tapi sungguh cinta ku tulus untukmu, lebih tulus dari hanya sekedar ucapan terimakasih, lebih dalam dari sebuah kalimat i love you, lebih murni dari ungkapan i need you. Karena sesungguhnya cinta ku adalah ana ukhibukifillah (aku mencintaimu karena Allah).

Rabu, 09 November 2011

REAL STORY

Seorang raja bernama Nuh Ibn Mansur, seorang raja di Bukhara menderita suatu penyakit. Dia memanggil tabib-tabib terkenal di negerinya, namun penyakit tak kunjung sembuh, sampai bertemu dengan seorang pemuda yang baru berusia 17 tahun. Pemuda tersebut mampu mengobati sang raja. Tentu saja Raja sangat senang dan berkeinginan memberikan hadiah bagi anak muda ini. Anda tahu apa yang minta oleh anak muda tersebut? Menikah sama putrinya yang cantik? Bukan. Meminta harta yang banyak? Bukan. Meminta kedudukan yang tinggi? Bukan. Ternyata pemuda tersebut meminta ijin untuk bisa membaca semua buku yang ada di Perpustakaan Kerajaan. Ini bukan kisah dongong fiksi, ini adalah kisah nyata. Pemuda tersebut adalah Ibnu Sina, bapak kedokteran dunia. Bukunya sangat terkenal, Al Qanun fi Al Tib (The canon of Medicine), tidak ada satu rujukan pun dalam ilmu kedoteran yang tidak mengambil rujukan dari Ibnu Sina. Di masa mudanya, ia telah memperlihatkan bakat yang luar biasa dalam kedokteran, dan ketika itu ia cukup kondang di kampungnya sebagai tabib muda. Kejeniusannya luar biasa. Pemikirannya, terutama dibidang filsafat dan kedokteran, mengilhami karya-karya pemikir Barat, dan membanjiri leteratur modern. Dikalangan barat dia dikenal dengan nama Avicienna. Dimanakah ibnu sina-ibnu sina saat ini?

Dosa Yang Lebih Besar Dari Zina

Suatu Senja, seorang wanita melangkahkan kaki mendekati kediaman Nabi Musa. Setelah mengucapkan salam, dia masuk sambil terus menunduk. Air matanya berderai tatkala berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah saya. Doakan agar Allah mengampuni dosa keji saya.” “Apakah dosamu wahai wanita..?” Tanya Nabi Musa. “Saya takut mengatakannya,” jawab wanita itu. “Katakanlah, jangan ragu-ragu..!” desak Nabi Musa. Maka perempuan itu pun dengan takut bercerita, “Saya telah berzina.”Kepala nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. “Dari perzinaan itu saya Hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai mati,” lanjut perempuan itu seraya menangis. Mata Nabi Musa berapi-api. Dengan muka yang berang dia menghardik “Perempuan celaka, pergi dari sini. Agar Siksa Allah tak jatuh ke dalam rumahku. Pergi!!!” teriak nabi Musa sambil berpaling karena jijik. Hati perempuan itu bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh. Dia menangis tersedu-sedu dan keluar dari Rumah Nabi Musa. Ia Tak tahu harus kemana lagi mengadu. Bahkan dia tak tahu ke mana harus melangkahkan kaki. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana manusia lain bakal menerimanya? Sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak BERTAUBAT dari dosanya..? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?“ Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu..? Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang hina itu..? “Tanyanya. “Ada..!!” jawab Jibril dengan tegas. “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali Berzina.” Nabi Musa menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahawa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti, dia seakan-akan menganggap remeh perintah Allah, bahkan seolah-olah menganggap Allah tiada hak untuk mengatur dan memerintah hambaNya. (Tidakkah kita sadar berapa banyaknya waktu sholat yang telah kita tinggalkan? Hari ini? Semalam? Kelmarin? Minggu kemarin? Bulan kemarin? atau tahun kemarin?) Sedangkan orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan bersungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dalam dada, yakin bahawa Allah S.W.T itu ada dan berada di jalan ketaatan kepadaNya. Itulah sebabnya Allah pasti akan menerima taubatnya. Kisah ini dikutip dari 30 kisah teladan pengarang KH Abdurrahman Arroisy. Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur’an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka’bah. Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia. Mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.